09 Juni 2009

Protes Anakku tentang Simbah Putrinya....

Malam Kamis ini, setelah lewat musyawarah bersama ayahnya anak-anak, saya harus pulang kampung ke Wonosobo Jawa Tengah, untuk menengok Ibu mertua yang sakit.
Berhubung suami sudah pulang menengok dua minggu yang lalu, sekarang giliran saya dan anak-anak.
Yang jadi masalah, anak-anak ternyata semakin besar, sehingga semakin susah untuk diajak pergi walaupun telah dipamitkan ke sekolahnya. Ada saja alasannya. Padahal toh Ulangan Tengah Semester (UTS) mereka sudah selesai.
Apalagi si Mbak (putri kami yang kedua) sempat protes, “Kenapa sih harus nengok Uti (Mbah Putri) yang sakit?“
“Ya iya Mbak…. biar Uti seneng…,“ itu jawaban saya
“Tapi ayah kan udah pulang nengok Uti.… Lagian Uti kan ibunya ayah, bukan ibunya ibu“.
Duh, Masya Allah… ada saja protesnya. Padahal kami tahu yang bikin si Mbak ga rela ikut, karena Ayahnya engga bisa ikut. Sama persis ketika ayahnya mau pulang mudik sendirian waktu kemaren dia juga tidak rela bahkan sempet menangis. Si Mbak memang yang paling deket sama ayahnya di banding dengan si Adek dan si Mas yang lebih deket ke ibunya.
Dan dengan jawaban sederhana, yang mungkin akan mudah dinalar oleh anak-anak, saya coba jawab pertanyaannya, “Gini Mbak… Uti memang ibunya Ayah. Tapi sekarang sudah jadi ibunya Ibu juga. Uti kan yang melahirkan, mengasuh, mendidik Ayah. Kalo ga ada Uti ga bakal ada Ayah. Kalo ga ada Ayah ya…. ga ada Mbak, Mas dan Adek. Dan karena sekarang Ayah sudah jadi suami Ibu, berarti Uti juga ibunya Ibu. Nah.. kalo Nenek (ibu saya) ibunya Ayah juga….”.
“Lagian Uti kan sekarang sakit”, lanjut saya. “Trus..misalnya Ibu besok sudah tua nih… trus kalo Ibu sakit . ibu mesti ya pingiiin banget..ditengok sama Mas.. anak istrinya Mas, sama Mbak dan anak suaminya juga, sama Adek dan suami serta anaknya juga. Gitu lo…
nanti Ibu jadi seneeeng banget ditengok anak-anak.. mantu-mantu.. dan cucu-cucunya”.
Yaaa…..denger ibunya ceramah panjang lebar si Mbak cuma cengar cengir saja.
Tapi dibalik cengar cengirnya saya berharap dia bisa paham…dan suatu saat apa yang saya sampaikan akan selalu di ingatnya. Betul-betul membekas di hatinya. Bahwa sejatinya kebahagian orang tua yang telah berjauhan dari anak-anaknya, adalah apabila anak-anaknya yang sibuk karena pekerjaan dan keluarganya masing-masing bisa meluangkan waktu sejenak untuk pulang menengok. Setidak-tidaknya di hari lebaran. Ataupun anak-anaknya selalu menyempatkan diri untuk menanyakan kabar beliau-beliau, walau hanya melalui telepon atau SMS….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar