24 Februari 2009

Rindu Hati Tuk Bunda....


Sedang apakah Bunda saat ini disana ?
Di bulan Romadhon, katanya semua penghuni alam kubur beristirahat dari siksaan, benarkah itu Bunda ?
Ataukah memang Bunda tidak merasakan siksa itu, karena amal ibadah Bunda yang Ikhlas ? juga Do’a do’a, yang selalu kami hadiahkan untuk-mu ?
Ma’afkan, nanda belum bisa tu’ menyambangi Bunda....
Moga do’a dan tetesan air mata nanda dari jauh, lebih indah tu’ Bunda rasakan, dibanding nanda berdo’a dan bersimpuh dipusara-mu.
Tiga tahun nanda memendam rasa rindu tu’ duduk disisi pusara-mu, bisakah disana Bunda rasakan rindu nanda ?
Bayangan, bahkan sosok Bunda terasa jauh bagi nanda, apakah karena delapan tahun yang lalu disaat-saat terakhir Bunda, nanda tidak berada disisi Bunda ?
Sebelum kepergian Bunda ,dulu... satu setengah tahun waktu yang terpanjang nanda jauh dari bunda, karena pengabdian nanda kepada suami, terpisahkan oleh pulau, padahal betapa nanda dulu tidak bisa pisah dari Bunda, kemana Bunda pergi, nanda selalu ikut, bila Bunda pergi tanpa nanda tahu, maka akan tumpahlah tangis nanda, karena takut Bunda tidak pulang.
Setelah nanda mulai belajar untuk menginap di rumah suudara, jauh dari Bunda, di bulan Romadhon, air mata itu ada Bunda, kangen karena malam2 tidak tidur bersama Bunda, semua itu hanya untuk keinginan nanda, biar lebaran mempunyai baju yang bagus seperti mereka, yang dibeli ditoko, karena baju yang nanda pakai setiap lebaran, selalu Bunda jahit sendiri. Ah......terpikir sekarang oleh nanda, itu hanya keinginan nanda sebagai anak kecil Bunda, Bunda harus tahu, setelah nanda juga menjadi seorang Ibu, ternyata lebih indah baju yang Bunda jahit untuk nanda, nanda jadi mengerti Bunda, dengan segala keterbatasan ekonomi, Bunda tetap berusaha, agar nanda dan saudara-saudara, sama seperti anak-anak yang lain, memakai baju baru di hari Raya.
Kenapa nanda terlambat tu’ merasakan, betapa waktu dan tenaga Bunda tu’ menjahit tidak akan dapat tergantikan oleh apapun, karena semua itu Bunda kerjakan dengan sepenuh kasih sayang Bunda.
Begitu banyak kenangan, ya.....hanya kenangan yang akan nanda ceritakan ke putra putri nanda, tentang cantiknya Bunda, rambut bunda yang terurai panjang dan bergelombang, mata Bunda yang indah, dan hidung Bunda yang besar ( yang sekarang turun ke nanda ) dan nanda akan menjadi bangga kalo ada yang mengatakan nanda mirip dengan Bunda.
kebaikan-kebaikan Bunda kepada saudara-saudara Bunda, tidak pernah menghilang sampai detik terakhir Bunda pergi..
Betapa nanda akan berusaha mewarisi itu semua Bunda agar terasa ringan dan mudahnya langkah perjalanan menemui Ilahi Robbi,seperti- Bunda.......
Kepergian Bunda begitu cepat dan tiba-tiba, tanpa nanda bisa bertemu dan melihat wajah Bunda di saat-saat terakhir, tapi nanda yaqin.... Bunda bisa menyaksikan dari sana, tidak percaya, kaget, dan mengalirnya air mata nanda atas kepergian Bunda, semua berujung kepada keikhlasan, bahagia, dan rasa Syukur Nanda pada Ilahi, karena cita-cita Bunda terkabul................
Masih terngiang-ngiang nanda akan ucapan Bunda, ( ”kalau selesai sholat, do’a ibu cuma satu, minta khusnul khotimah, dan kalau mau meninggal jangan sampai sakit yang lama lama, biar tidak merepotkan anak-anak” ) setiap Bunda bicara seperti itu, selalu nanda bantah, karena nanda tidak mau kalau bunda berbicara tentang kematian Bunda, waktu itu nanda tidak mau Bunda cepat pergi, nanda ingin Bunda panjang umur, melihat nanda dan suami bisa menjadi seperti yang Bunda cita-citakan, melihat putra putri nanda sampai mereka dewasa, dan yang terpenting nanda mau dan ingin sekali repot untuk Bunda, karena belum puas nanda untuk membalas jasa-jasa-mu Bunda.....................................
Kenyatan memang kadang berbeda dengan apa yang diinginkan, cita-cita nanda pupus sudah dengan berita kepergian Bunda yang tiba-tiba, namun yang menjadi bahagianya nanda, cita-cita Bundalah yang menjadi nyata.
Bunda....putra nanda sudah besar, putra nanda yang dulu selalu Bunda timang dan Bunda sayang, betapa perih hati nanda, ketika Bunda telah pergi, ditas yang biasa Bunda bawa kemana Bunda pergi, nanda temukan foto-foto nanda, suami dan putra nanda, adakah itu pertanda Bunda juga memendan kerinduan yang sama seperti Nanda ?
Ma’afkan Nanda Bunda......, atas banyaknya salah dan dosa Nanda, walau terpisah jarak antara kita, Nanda percaya, Do’a Bunda selalu menyertai langkah-langkah kami, Mohon Restu Bunda....sekarang Nanda berjuang menjadi seorang Ibu yang baik, membesarkan dan mendidik putra putri Nanda, ternyata semua tidaklah mudah Bunda, tapi mengapa Nanda dulu begitu tidak menghargai Bunda ? mengapa harus terlambat Nanda menyadari dulu perjuangan Bunda membesarkan dan mendidik kami teramat sangat lebih berat ?
Karena Bunda tidak hanya sibuk mengurus kami, tapi bunda juga berjualanan, berjualan macam-macam jenis makanan telah Bunda coba, demi manambah penghasilan keluarga, karena Ayah hanya berdagang toko kelontongan yang seadanya.
Oh....Bunda...sekarang Nanda diberi Anugerah yang luar biasa oleh Allah, Suami yang Sholeh, anak-anak yang sehat, dan Rizki yang selalu MIN HAISTU LAA YAH TASIB ( tidak terduga-duga ), walau nanda dan suami belum kaya secara materi dimata orang, tapi Nanda sudah merasa hidup Nanda kaya Bunda, semua karena Do’a dan Berkah Bunda, Nanda berusaha selalu, untuk menjemput Berkah dari Do’a-mu Bunda......
Selalu bersyukur kehadirat-NYA.....
Bunda...masih panjang jalan Nanda untuk membuktikan bahwa menjemput berkah dari-mu Bunda, adalah keniscayaan bagi Nanda, serta untuk menyadari betapa Indah perjalanan hidup ini, kalau dilalui dengan semangat untuk selalu memperbaiki diri sendiri.
Bunda....Restu-mu selalu....bersama kerinduan Nanda yang tak akan pernah pudar, dan seiring datangnya bulan Romadhon kali ini, Iringi langkah perjalanan hidup Nanda dan keluarga, agar Nanda bisa mewujudkan apa yang telah menjadi cita-cita Bunda, Insya Allah akan Nanda didik putra-putri Nanda menjadi manusia yang bisa memberikan manfa’at untuk orang banyak, akan Nanda jaga dan harumkan nama Bunda, akan Nanda tunaikan Ibadah keTanah Suci untuk-mu Bundaku........AMIIN......AMIIN....
AMIIN.......YAA MUJIIBASSAA ILIIIN....................

Cinta dan Rindu anak-mu


17 Romadhon 1429 H
17 September` 2008 M