25 Juni 2009

Hanya lewat telepon

Alhamdulillah Si Sulung saya sudah sukses melewati satu tahapan kewajiban sebagai murid SD untuk selanjutnya akan memasuki tahapan sebagai murid SMP.

Kemarin karena saya bersikeras ingin menghadiri acara pengajian dalam rangka 40 hari wafatnya Ibu mertua di kampung, hal tersebut ternyata membuat saya dan suami seperti orang tua yang paling santai se- Indonesia dalam menghadapi pengumuman kelulusan anaknya.

Bagaimana tidak santai..? sehari sebelum pengumuman kelulusan SD suami dan si Sulung berangkat dari Bandung menyusul ke Wonosobo untuk menjemput saya dan kedua adiknya yang sudah hampir satu minggu berada di kampung. Padahal sabtu besoknya adalah pengumuman kelulusan SD secara Nasional.

Sabtu pagi itu kami malah lagi duduk termenung hanyut dalam doa dan kenangan di sisi pusara Mbah Utinya anak-anak..
Pulang dari berjiarah itulah kami jadi geleng-geleng kepala sendiri. Karena setiap melewati sekolah-sekolah semua telah penuh sesak dengan para orang tua/wali murid yang akan melihat hasil ujian anak-anak mereka dan mungkin dengan pikiran dan pertanyaan di hati yang ingin segera terjawab, “lulus atau tidak anak mereka..? kalau luluspun bagaimanakah nilainya..? memuaskan atau sebaliknya mengecewakan..???”.
Sementara kami hanya bisa geleng-geleng kepala sendiri karena kok kami bisa yaa..seakan-akan segitu santainya..dan hanya bisa titip pesan ke guru anak saya untuk mengabari hasil kelulusan Si Mas kepada saya lewat telepon.

Tapi santainya kami sungguh bukanlah suatu kesengajaan dan bukan juga karena tidak perhatiaannya kami ataupun menyepelekan hasil ujian anak kami.Tapi terkadang ada suatu kondisi yang bagi saya bisa di dahulukan selama tidak mengganggu kondisi yang lainnya.

Dan Alhamdulillah kemarin anak-anak juga sudah pada mengerti ketika saya utarakan rencana pulang kampung untuk bisa bantu-bantu dalam rangka pengajian Mbah Uti mereka.
Dan Si Mas pun bisa memaklumi kalau di hari pengumuman kelulusannya kami masih berada di kampung.

Saya hanya ingin Si Mas mungkin bisa memetik suatu ilmu dengan kondisi yang seperti saya ceritakan di atas, bahwa saya sebagai Ibunya bukan karena keegoisan saya membuat Ia harus capek ikut mondar-mandir Bandung wonosobo, dan bukan juga karena tidak perhatian dengan hasil akhir nilai akademisnya selama 6 tahun duduk di SD.

Tapi adalah suatu momen yang lebih penting bagi saya untuk menghadiri acara 40 hari Uti, karena hanya seperti itulah rasanya sayang dan cinta ini kepada Almarhumah Uti masih bisa terhantarkan..saya ingin Si Sulung saya akan mengerti bahwa masih banyak jalan dan cara bakti kepada orang tua walau orang tua yang kita sayangi itu telah berada di alam yang berbeda….

Dan bagaimana hasil pengumuman kelulusannya Si Mas yang akhirnya dikabarkan gurunya lewat telepon..? Alhamdulillah…Mas lulus dengan nilai yang memuaskan…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar