17 Juni 2009

Bikin Surat untuk Almarhumah Uti....

Ketika masih berlibur di rumah Simbah kemarin, sore itu Si Mbak, putri saya, dan Salfa, saudara sepupunya, baru pulang sholat jamaah maghrib di masjid. Setelah mereka berdua mengaji dan mendoakan Uti (almarhumah Simbah Putri), saya mengambl pena dan kertas lalu kepada mereka saya bilang, “Nah, kalo udah ngaji dan doain Uti, ayo sekarang coba tulis surat untuk Uti. Sampein semua apa yang mau di sampein ke Uti ya..”. Mereka pun mulai sibuk sendiri, tak ketinggalan si Bungsu, si Adek, pun ikut-ikutan menulis.

Setelah mengambil waktu beberapa saat kemudian dan dari seriusnya mereka menulis akhirnya jadilah apa yang menjadi curahan hati anak-anak itu untuk Uti-nya. Sebagian ada yang bikin saya tersenyum geli tetapi sekaligus menjadikanmengalirnya air mata ini...

Si Mbak yang juga dipanggil Wawa, menulis :
“Assalamu’alaikum Mbah Uti. Mbah Uti ini surat dari Wawa. Wawa pingin ada Mbah Uti lagi. Wawa juga mau Mbah Uti seperti semula. Tetapi sayangnya Mbah Uti sudah tiada. Wawa pingin banget ketemu Mbah Uti. Kan Wawa terakhir ketemu Mbah Uti ketika Mbah Uti dirawat di Yogya. Wawa juga sayang sama Mbah Uti. Wawa pingin banget ketemu Mbah Uti lagi. Wawa sayaaaaaaaang ….Mbah Uti….
Dari : FARWA KELAS 3 SD ASY-SYIFAA 2 BANDUNG)..”

Sedangkan Salfa menulis :
“Assalamu’alaikum Mbah Uti. Mbah Uti mesti sekarang lagi cerita-cerita sama Mbah Mun (adiknya Uti yang wafat 16 hari sebelumnya) dan Bu Ifa (tetangga Uti sekaligus guru TK-nya yang juga belum lama wafat juga). Sekarang aku kangen sama Mbah Uti. Pas Mbah Uti belum meninggal, Mbah Uti kan pernah foto sama aku, sama ibuk-e, sama bapak-e. Mbah Uti sekarang lagi apa? Aku kangen banget sama Mbah Uti. Sekarang Mbah Uti masih ngomong sama Mbah Mun apa lagi makan buah-buahan? Kemaren aku, Adik Abi, Om Wiwid, Bulik Icha dan Ibuk-e kesayanganku ke sarean Mbah Uti. Terus aku yang nyari bunga. Nah pas aku pulang, aku minta di beliin Ibuk-e ager-ager (agar-agar) dan sampe rumah aku makan nasi sama telor trus dikasih kecap -tamat-
dari : SALFA KELAS 1 SD ALMADINAH WONOSOBO”


Kalau Si Adek bagaimana?
“Adek kangen cama Uti, Mama….”, katanya dengan logat cedalnya. Ketika di tanya apa artinya kangen, dia sudah bisa mengartikan dengan caranya sendiri, "Kangen itu ya cayang, Mama.."
Ya kangen itu artinya menurut Yaya yg berusia 3,5 tahun itu sepertinya benar juga, karena adanya rasa sayang maka timbullah adanya rasa kangen itu. Artinya, pernahkah kira-kira ada orang yg tak kita sukai lalu kita kangeni?

Ah..Si Adek kadang sudah bisa menjadi temen ibunya berbagi cerita dan berbagi ilmu…..


Wonosobo, 15 Juni 2009, menjelang peringatan 40 hari wafatnya Uti…….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar