23 Desember 2009

Maafkan daku ibu..

Ibu....

Melalui perantara cintanya ayah padamu
Allah menjadikan aku ada di dalam rahimmu...
Sejak detik itu
Hari demi hari kau lewati bersamaku
Kau selalu menyertaiku..
Segumpal darahku bertumbuh
Disertai desahan doa kasihmu..
Kau tak mau kehilanganku
Menginginkan semua yang terbaik untuk jalan hidupku...



Tak bisa kuingat ibu..

Bahagia dirimu karena kehadiranku di rahimmu
Kau kabarkan pada semua orang
Bahwa telah ada aku
Walau semenjak itu aku membuat tak enak makan minummu
Membuat mual dan lunglai seluruh tubuhmu

Tak bisa kuingat pula ibu...

Ketika ruh telah ditiupkan pada seonggok dagingku
Akupun mulai berulah di perutmu
Menyikut..menendang...berputar
membuatmu meringis menahan
lalu tak pernah lagi nyenyak tidurmu

Tak bisa kuingat ibu..

Bagaimana lelahnya dirimu
Karena keberadaanku di rahimmu
Yang semakin membuat perutmu membesar
Tak kau tinggalkan diriku barang sekejap
Justru belaian kasih tanganmu diperutmu
Nyanyian kalbumu
Ungkapkan cinta untukku

Ibu...

Wahnan 'alaa wahnin...
Kesusahan diatas kesusahan
Itu yang telah Allah gambarkan
Akan penderitaan
Selama keberadaanku yang malah nyaman dan damai
Dalam kehangatan rahimmu

Hingga sampailah ibu..rasa kesakitanmu saat melahirkan diriku...

Andai tak terlambat kuingat semua itu ..
Saat-saat diriku ada di rahimmu...
Takkan kubantah kata-katamu...
Tak kan kusakiti dirimu ibu...
Takkan kulukai hatimu..
Takkan kubiarkan air matamu mengalir karenaku...

Maafkan daku ibu..
.
Sayang sungguh sayang........

Dahsyatnya pengorbananmu

Baru bisa kuingat tatkala tumbuh janin di dalam rahimku..

Maafkan daku ibu...

Sayang teramat sayang....

Dahsyatnya keikhlasan cinta kasihmu

Baru bisa kuingat

Setelah kini

Aku menjadi ibu........





di ujung malam 22 desember 2009

** Ibu........ engkau penawar pedih hatiku....**

19 Desember 2009

Gadis Kecilku...



















(puisi Ayah)

Aku pikir baru kemarin …
Ketika sore-sore ibunya harus masuk ke kamar operasi di rumah bersalin itu
Untuk mengantarnya memulai helaan nafas pertamanya di dunia ini..

Aku pikir baru kemarin..
Membolak-balik buku nama-nama bayi, mencari kata yang paling indah dan tepat maknanya
Tetapi akhirnya nama pemberian kakeknya lah yang menjadi pilihan aku dan ibunya

Aku pikir baru kemarin..
Mengganti popok basahnya malam-malam karena ibunya tertidur karena telah terlalu lelah menjaganya
Lalu mendekatkannya ke buaian sang bunda untuk melanjutkan mimpinya yang entah apa isinya

Aku pikir baru kemarin…
Mengulangi untuk yang ketiga kali ritual keseharian bersama bayi mungil seperti dia
Dan menyaksikan lagi detik demi detik dia tumbuh besar dan pintar

Aku pikir baru kemarin…
Tetapi ternyata itu telah terjadi dan dimulai tepat empat tahun yang lalu di hari ini
Dan aku masih bersyukur bahwa sampai saat ini aku masih selalu berada di dekatnya
Untuk berbagi kasih sayang
Untuk berbagi cerita
Untuk menjadi tempat membenamkan tangisnya
Untuk membalas lambaian tangannya tatkala aku pergi bekerja
Untuk mendengar teriakan sapaannya ketika aku pulang bekerja
Untuk memeluk dan membelainya hingga ia tertidur
Untuk mengajarinya dekat denganNYA

Selamat Ulang Tahun gadis kecilku…
Ayah berjanji, doa dan kasih ini kan selalu ada untukmu

Hadiah untuk anakku...


Alhamdulillaah...selamat memasuki hari pertama di tahun hijriyyah ini...
Semoga kita bisa muhasabah/evaluasi, merenung dan selalu bertafakkur.........

Tak terasa kemarin putri terkecilku genap berusia 4 tahun.
Ketika mas dan mbaknya menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuknya, dia tidak mau. Katanya, "Adek belum ulang tahun sekalang, nanti kalo temen-temen adek dateng ke sini, nyanyi-nyanyi, tlus adek kasih kue itu baluu adek ulang tahun...."

Hehe...biasa anak kecil ya.. Karena sering melihat temannya yang ulang tahun di rayakan maka yang ada dalam bayangannya adalah ulang tahun harus rame mengundang teman-temannya. Padahal kami tidak begitu membiasakan anak-anak merayakan ultahnya, paling kita hanya buat syukuran sendiri ala kadarnya.

Bakda maghrib setelah selesai doa di awal tahun saya panjatkan, saya cium tengkuknya lembut seraya membisikkan doa untuknya, begitu ia membalas ciuman itu dengan senyum lembutnya yang akan selalu membuat matanya menyipit saya katakan padanya, "Ibu doain moga Adek jadi anak yang sholehah ya...."
"Kenapa syiih...kalo doanya ibu syama olang-olang ke Adek ..syukanya jadi anak solehah...jadi anak solehah gitu...!!??", tiba-tiba ia bertanya.
Subhaanallaah, tutur Adek membuat saya tertegun sejenak tak bisa untuk langsung menjabarkan panjang lebar tentang makna jadi anak sholehah. Betul-betul tutur kata tanya yang tak pernah saya duga.

Mungkin, hanya ini yang bisa ibu sampaikan nak, pesan ibu sebagai hadiah mu....,

Anak-ku...memang itu yang menjadi cita-cita ibu ketika kalian pun belum hadir di dalam rahim Ibu....
Anak-ku...tak ada cita-cita yang bisa ibu gantungkan pada Allah, selain ibu di anugerahi dzurriyyah dan keturunan yang senantiasa beramal sholeh ...
Anak-anak yang rajin mendirikan sholat, berhati baik, tidak pelit untuk berbagi senyum dan rizki, menebar manfaat dirinya untuk orang-orang yang berada di sekelilingnya......
Dengan bekal amal yang sholeh itulah kita berharap keridhaanNya sehingga kelak bisa berjumpa dengan Sang Maha Pencipta......

Walau kelak kabarnya itu bukanlah yang bisa di capai dengan mudah. Karena ada peristiwa yang akan kita lalui, ketika dunia ini hancur saat kiamat tiba lalu dibangkitkannya semua manusia yang ada di dalam kubur lalu di kumpulkanlah kita semua di padang Mahsyar, dalam keadaan telanjang dan matahari yang hanya beberapa jengkal di atas kepala.

Di yaumil hisab itu, hari dimana akan ada perhitungan dituntut pertanggung jawaban atas amal perbuatan, dan tak akan kita berpindah dari tempatnya pada hari itu hingga selesai kita dengan pertanyaan-pertanyaan.

Di tanya kita nak...
Tentang umur, kemana kita habiskan. Tentang ilmu, apa yang telah kita perbuat dengannya. Tentang harta, dari mana didapat dan kemana di belanjakan. Dan tentang kekuatan fisik apa yang telah diperbuat dengannya...( H.R. Tirmidzi dan Darimi )

Dan tahukah dikau nak..
Karena saking lamanya proses hari perhitungan itu sesuai dengan pertanggung jawaban akan perbuatan masing-masing, maka membuat sebagian orang ada yang berkata, " Sudahlah... karena banyaknya dosa yang telah kami perbuat di dunia, tolong...lemparkan saja secepatnya kami di neraka.."

Dan tahukah pula dikau nak..
Kalaulah sekarang di dunia ini Ibu bisa menemani kalian..
Membantu kalian menyisir rambut yang tak mampu kalian sisir sendiri..
Membantu mencarikan kerudung, pakaian atau barang yang kalian lupa meletakkannya..
Membuatkan segelas susu pada saat kalian rayu Ibu, kalau susu yang Ibu buatkan lebih enak rasanya dibanding jika kalian membuatnya sendiri..
Semampu Ibu membantu kalian belajar untuk menghadapi ujian sekolah..

Maka anak-ku..kala membayangkan besok di padang mahsyar
Dan ini yang membuat air mata Ibu menetes,di hari itu kita akan "terpisah" nak.......
Walau dihati ada rasa saling mengingat keluarga yang kita cinta, tapi kita tak bisa saling berjumpa.
Ibu tidak tahu dimana kalian...Ibu tak sanggup lagi membantu, karena kita nafsi nafsi.... sibuuuk sendiri-sendiri.....

Tapi ada secercah harapan untuk bahagia yang bisa kita raih nak...
Ketika sampai akan janjiNya Allah, Di surah Ar-Ra"ad ayat 22-24 :

"Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan sholat, dan menafkahkan sebagian rizki yang Kami berikan kepada mereka secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik);

(Yaitu ) surga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya besama-sama dengan orang-orang saleh dari bapak-bapaknya, istri-istrinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ketempat-tempat mereka dari semua pintu:

"(Sambil para malaikat itu mengucapkan ): "Salamun"alaikum bima shabartum, keselamatan untukmu karena kesabaranmu". Maka alangkah baiknya kesudahan itu...."

Ada lagi yang perlu kau ketahui nak...
Di dunia ini jika ada waktumu yang longgar, maka sibuklah untuk berusaha mendekat kepadaNya.
Untuk ini ibu minta maaf pada kalian jika begitu kerasnya ibu mendidik kalian untuk rajin solat. Karena solat adalah langkah awal yang menghantarkan kita menuju kesabaran.
Dan bukan karena kekayaan, ketampanan, kecantikan, kedudukan maupun kepandaian kita, tetapi karena kesabaran kita dalam beramal saleh tanpa berharap pujian manusia kecuali hanya berharap keridhaanNya semata itu pulalah penghantar kita kelak untuk bisa berkumpul lagi, bersama buyut-buyut kita, kakek nenek kita, bercengkrama, bersenda gurau di dalam surga 'Adn-Nya.........

Hasbiyallaahu wa ni'mal wakiil..
ni'mal maulaa wa ni'man-nashiir....

"Cukuplah Allah bagiku. Dan Dia-lah sebaik-baik yang menjamin,
sebaik-baik yang mengurus, dan sebaik-baik yang menolong."

Yaa Robbii Yaa 'Aalimal haal
ilaika wajjahtul-amaal...

" Wahai Tuhanku...Wahai yang Maha Mengetahui keadaan
Hanya padaMu hamba serahkan segala angan-angan...

Kasih sayang ibu untuk kalian
bersama Kasih SayangNya Sang Maha Pengasih diantara semua yang kasih.....


Bandung, 1 Muharam 1431 H/ 18 Desember 2009 M