01 Agustus 2009

ketika aufa mau sakit...

Minggu ini betul-betul luar biasa nikmat Allah untuk keluarga kami dan rasanya baru ini kali terjadi. Di mulai dari si Mas Aufa yang sudah tidak enak badan di hari Jum’at minggu kemarin. Disusul Ayah yang merasa mulai tidak enak badan juga dua hari kemudian sehingga tidak bisa berangkat ke kantor dan harus istirahat dirumah. Baru saja Ayah mulai enakan menyusul Mbak Wawa dan akhirnya si Adekpun kebagian juga sehingga kita berangkat ke dokter secara massal, sekalian. Kalau menurut Ayahnya sih, acara periksa ke dokter sebagai sarana sedekah dan kalo udah gitu dia selalu bilang “Ayo ayo..sedekah ke dokter ..”. Abis, kasihan sama dokter dong kalau pasiennya tidak ada, karena biaya sekolahnya saja kan sudah mahal. He..he..maaf becanda…

Alhamdulillah, ditengah merawat Ayahnya juga anak-anak hanya satu pinta saya padaNya, mudah-mudahan saya di beri kesehatan dan tidak ikut tertular virus penyakit yang benar-benar dahsyat serangannya di musim pancaroba cuaca seperti sekarang ini.

Dan yang menjadikan saya harus lebih banyak bersyukur adalah ketika Mas yang pertama tertimpa sakit. Gimana tidak harus lebih banyak bersyukur, karena sewaktu dia pulang sekolah di hari Jumat itu rupanya di dalam angkutan umum dia sudah mulai merasa tidak enak badan. Dan begitu sampai rumahpun dia belum mengeluh pusing ataupun tidak enak badan. Hanya saja ketika saya melihat tas sekolahnya yang sobek dibagian bawahnya seperti habis terseret membuat saya langsung membuka tasnya buku apa saja yang dibawanya sampai-sampai tasnya diseret dan sobek sedemikian rupa.

Ternyata hari itu pambagian buku palajaran beberapa paket dan satu bukunya lumayan cukup tebal. “Tasnya ini keberatan banget ya Mas sampai diseret-seret..? Kok engga naik ojek aja..?”, itu yang saya tanyakan dan memaklumi kalau dia merasa kecapekan dan berat.“Iya Bu..tadi Mas dibagi buku paket tebel-tebel lagi..jadi berat bangeet terus pas nyampe depan rumah Bune Mas rasanya mau tertidur jadi Mas berhenti dulu di depan bune istirahat”. Rumah Bune adalah rumah tetangga yang berada di paling belakang komplek perumahan kami yang dilewatinya setiap jalan pulang sekolah lewat pintu tembus belakang komplek.
Masyaa Allaah..!! Langsung saya raba keningnya dan ternyata panas sekali suhu tubuhnya. “Ya Allaah, Mas tuh demam nak…Makanya Mas bukannya kayak mau tidur itu namanya mau pingsan…Lain kali kalau kecapekan atau ngerasa engga enak badannya naik ojek aja ya..!”. Jawabannya tambah membuat miris hati ini, “Kalau naik ojek udah lima ribu kan . sayang duitnya Bu..”

Sore harinya saya ceritakan semua pada Ayahnya dan kami pada suatu kesimpulan, bahwa betapa si Mas yang dirumah kadang kolokannya minta ampun dan lebih sering banget membuat jengkel Ayah dan Ibunya sehingga Ayah dan Ibunya harus super sabar, apalagi kalau sakit seperti sekarang ini bertambah-tambah alemannya (kolokannya), tapi Alhamdulillah, begitu dihadapkan kepada situasi yang membuat dia harus prihatin dan kuat ternyata dia bisa serta mampu melewatinya . Membayangkan bagaimana dia terseok-seok dengan kondisi tubuh yang mulai tidak sehat sambil menyeret tasnya yang berat untuk bisa sampai dirumah membuat saya hanya bisa trenyuh dan syukur tiada terhingga kehadiratNya, semua yang dialaminya tidak terlepas dari pertolongan Allah semata.

Dan terhamparlah suatu harapan padanya semoga kejadian ini tidak hanya menjadi kenangan baginya tapi juga Insya Allaah dapat menjadikan dia kelak sebagai insan yang kuat dan tidak mudah menyerah didalam menghadapi tantangan hidup di dunia ini. Amiin Yaa Robbal A’lamiin….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar