05 Agustus 2009

Kedatangan Mbah Kakung

Si Adek masih sakit Alhamdulillah walaupun sakit Adek tidak rewel, malah dia lebih banyak diam jadi tidak ceriwis dan rumah terasa sepi dari celotehannya untuk beberapa hari ini.
Kalau Ayah Mas Aufa dan Mbak Wawa sudah lumayan sehat tinggal batuk-batuknya saja nih yang kayaknya masih bertahan, karena yang namanya batuk sepertinya awet dan susah untuk sembuh dengan cepat.

Beberapa hari yang lalu Mbah Kakungnya Anak-anak mengabarkan akan ke Jakarta dalam rangka menghadiri akad nikah salah satu putri dari temannya Mbah Kakung, dan Insya Allah pulangnya Mbah Kakung akan mampir ke Bandung.

Si Adek yang karena sakitnya menjadi tidak nafsu makan, tapi ketika di bujuk untuk makan dengan kata-kata " Ayo..Adek maem..biar cepet sehat besok kan Mbah kakung mau ke rumah Adek" Maka Alhamdulillah bujukan itu rupanya sangat jitu karena si Adek langsung makan apa saja yang di suapin oleh Ibunya, sepertinya kabar kedatangan Mbah Kakung sudah merupakan penyemangat dia dan obat mujarab biar cepat sembuh.

Si Adek memang cucu yang lumayan dekat dengan Mbah Kakung dan Mbah Utinya, dikarenakan lebih dari dua tahun kami tinggal di rumah Si Mbah ( kota Wonosobo), sedangkan Ayahnya anak-anak hidup sebagai anak kos menjalani tugas belajar di kota yogya, PJKA kalau istilahnya Pulangnya Jumat Kembali ke kos-kos-an Ahad he..he... Maka dari itu sangat bisa dimaklumi jika Adek menjadi dekat dan terjadilah ikatan batin yang kuat antara Adek terutama dengan Almarhumah Mbah Utinya. Masih saya ingat betul masa-masa Adek pertama bisa tengkurap kemudian merangkak dan belajar duduk kemudian di tetah belajar berjalan atau apapun kepintaran yang baru di pertunjukkan oleh Adek maka semua menjadi hiburan dan kegembiraan Mbah kakung dan Mbah Uti, bahkan Mbah uti juga paling rajin bernyanyi-nyanyi untuk Adek sambil berkata " Nek ana cah cilik neng omah atine seneng.. rame omah-e Uti jadine isa nyanyi-nyanyi terus eh..." Allaah Robbi... kenangan yang teramat manis.

Pernah juga ketika Uti sakit dan harus opname di Rumah Sakit besoknya Adek juga sakit, sedangkan saat itu Ayah tidak bisa menemani dan harus balik ke Yogya karena jadwal kuliah yang tidak bisa di tingalkan, padahal sekitar jam sebelas malam Adek mengalami kejang dan melalui pertolongan tetangga yang kebetulan seorang bidan menganjurkan Adek harus segera dibawa ke rumah sakit karena takut menyerang syarafnya, dengan di antar tetangga sepanjang perjalanan didalam mobil saya hanya bisa menciumi Adek yang lemah dan terdiam seraya doa yang tiada henti “ Ya Allah saya masih ingin merawatnya saya masih ingin mendidiknya …mohon beri saya kesempatan…”

Malam itu kami menuju Rumah sakit yang sama dimana Mbah Uti sedang di rawat, dan dengan perlahan tetangga yang mengantar memasuki kamar Mbah Uti dan rupanya Mbah kakung memang belum tidur, sehingga begitu mendapat kabar Mbah Kakung secara perlahan-lahan menjaga Mbah Uti yang lagi tertidur agar tidak terbangun segera menuju ruang UGD dimana Adek sedang di tangani oleh beberapa perawat dan dokter jaga. Hati saya tadinya panik sedih ditambah suami yang jauh maka di saat seperti inilah kehadiran Mbah Kakung yang tanpa jeda melafadzkan doa-doa untuk si Adek seketika membuat hati ini nyaman aman dan merasa tidak ada lagi yang perlu di sedihkan.

Alhamdulillah…setiap episode kehidupan memanglah anugerah yang selalu penuh makna dan hikmah…

Kalaupun sekarang ceritanya Si Adek yang sakit dan kembali sehat dan pulih dengan cepatnya semua juga tak terlepas berkat izin dan karunia Allah melalui perantara bahagianya si Adek karena kedatangan Mbah Kakungnya……

Tidak ada komentar:

Posting Komentar