22 Juli 2009

Si Sulungku telah Mulai Memasuki Masa Remajanya...


Alhamdulillah, si Sulung saya telah menjalani hari-harinya sebagai murid baru di salah satu SMP negeri di kota tempat kami tinggal walau karena masalah teknis yang tidak saya pahami, dia dan teman-temannya sesama murid baru masih berseragam SD dengan putih merahnya ke sekolahnya. he..he.. Padahal rasanya rada ngga sabar juga lihat dia memakai seragam putih birunya karena pastinya jadi akan kelihatan kalau dia itu sudah ABG, anak baru gede.

Ada satu cerita menarik dari si Sulung saya ini sewaktu dia duduk di kelas 4 SD ketika kita masih tinggal di kampung halaman ayahnya karena si Ayah sedang tugas belajar. Dia bersekolah di sekolah madrasah ibtidaiyah (MI), yang dulu juga merupakan sekolah dasar ayahnya. Di MI ini para murid di beri mata pelajaran yang benar-benar komplit dari segi pelajaran agamanya, salah satunya adalah pelajaran Fiqih (ilmu tentang petunjuk dan tuntunan hukum dalam beribadah).

Suatu hari ketika pulang sekolah, dia sampaikan kepada saya apa yang telah diajarkan Pak Ahmadi, guru fiqihnya. Dan agak terkaget-kaget juga saya dengan apa yang di sampaikannya, “Bu….kata Pak Ahmadi tadi kalau anak perempuan masa akil balignya tandanya itu nanti keluar darah haid, terus kalau anak laki-laki tandanya nanti mimpi basah dan keluar air maninya, terus suaranya juga jadi berubah, tumbuh kumis dan bulu yang lainnya, gitu kata pak Ahmadi....”. Masa akil balig adalah masa dimana seseorang telah sampai kewajiban hukum syara’/beribadah.

Saya agak terkaget-kaget karena tidak menyangka pelajaran seperti itu telah sampai kepadanya. Lalu saya tanyakan lebih lanjut bagaimana penjelasan gurunya, “Kata pak Ahmadi mimpi basah itu gimana Mas..?”. Dia dengan santai dan soknya menjelaskan, “Duh… Ibu belum tahu ya…. Mimpi basah itu Mas nanti tidur terus mimpi. Nah.. dimimpinya itu Mas ketemu cewek cantik terus keluar air maninya”.

He.he..maaf mungkin sedikit terdengar tidak enak ya..tapi tak ada salahnya cerita ini saya sampaikan. Karena jika sekarang baru diributkan pentingnya pendidikan seks pada anak-anak, maka sebenarnya dalam agama Islam melalui pelajaran Fiqih itu hal tersebut ternyata sudah ada. Sehingga anak-anak sudah mengerti disaat mereka telah sampai kepada usia akil balig atau secara medis telah terjadi perubahan hormon antara anak laki-laki dan perempuan serta dampak dari perubahan tersebut.

Yang jadi renungan saya sekarang adalah sekarang si Sulung saya hampir memasuki masa remajanya dan mungkin sebentar lagi apa yang pernah dijelaskan oleh gurunya sewaktu kelas 4 SD yang lalu itu akan terjadi padanya. Uniknya, bahkan dia sendiri pernah dengan polosnya bertanya-tanya, “Bu..kok Mas belum mimpi basah ya..?”. He..he.. “Mas..mas, gimana mau mimpi basah… Pergi sekolah aja belum bisa ganteng. Dari baju yang ngga bisa rapi, belum lagi rambut yang kalau ngga di ingetin untuk di sisir ya ngga di sisir-sisir. Nanti deh kalau Mas sudah naksir cewek terus ngerti gaya lalu ngacaa… terus, nah… baru deh Mas mimpi basah..”. Itulah jawaban saya akan pertanyaannya.

Ya…yang terpikir oleh saya bukanlah kecemasan-kecemasan akan perubahan hormon dan dampaknya ketika dia memasuki usia ABG ini. Tapi adalah ketika dia telah memasuki fase kehidupannya itu, sudah cukupkah saya dan ayahnya memberikan bekal yang kuat untuknya. Karena dia telah terkena kewajiban atas hukum syara’yang mana jika dia beribadah dan berbuat kesalahan itu sudah menjadi tanggung jawabnya sendiri. Dan otomatis ia pun sudah mempunyai buku amalan sendiri, dan adalah dua malaikat Rokib dan ‘Atid di sisinya yang senantiasa siap mencatat di dalamnya amal perbuatan sekecil apapun, baik amal baiknya maupun buruknya.

Karena sayapun menyadari bahwa masih kurang banyaknya saya dan ayahnya memberi bekal bagaimana seharusnya dia menjadi hamba yang mengabdi kepada Ilahi disetiap fase kehidupan yang Insya Allah akan dilewatinyanya. Dan adalah kami sebagai orang tuanya jelas dan pasti tetap akan diminta pertanggung jawaban kelak olehNya yang telah menitipkan dia sebagai amanah kepada kami.

Meski banyak doa-doa yang bisa kita mohonkan kepadanya dan sesuai kemampuan kita masing-masing karena adalah Allah Maha Bijaksana, tapi hanya doa inilah yang senantiasa ada di hati saya dan tanpa bosan saya mintakan kepada Ilahi Robbi, doa yang telah saya ucapkan ketika mereka masih berada dialam rahim saya. Terkadang tidak hanya saya sertakan di dalam doa saya ketika selesai sholat, tapi lebih sering saya panjatkan ketika mencium dan memandang wajahnya dan wajah adik-adiknya disaat mereka tengah terlelap tidur dan terbuai dialam mimpinya…..

Saya berdoa,

Allaahummahfazhum, wa thowwil umrahum, wa shohhih jasadahum, wa hassin akh
laaqohum, wa afshih lisaanahum, wa ahsin shoutahum, li qirooatil hadist wal qur’an, bibarokati Muhammadin shollallaahu alaihi wasallam…

“Ya Allah, hamba mohon tolong jaga mereka, panjangkan usia mereka untuk kelak mereka menjadi manusia yang bermanfaat. Dan sehatkan mereka serta baguskan juga akhlak dan budi pekerti mereka. Fasihkanlah lidah dan baguskan suara mereka untuk membaca hadist dan Qur’an melalui keberkahan dari Nabi-Mu, Muhammad Shollallahu alaihi wasallam..”

Tenang……… dan selalu damailah hati saya, mengiringi langkah-langkah mereka. Karena saya yakin akan selalu ada ALLAH yang dengan sifat Maha Pengasih dan Maha Penyayang tak pernah tertidur untuk menjaga dan memberikan petunjuk bagi hambaNya kepada jalan yang benar…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar