28 Juli 2009

Puisinya Wawa

Ada rasa bangga ketika dia memberikan puisinya kepada saya,tapi ada juga terbersit rasa malu akan isi puisi yang dia persembahkan untuk saya, karena rasanya aib terbesar saya tidak Ia lukiskan lewat puisinya.

Terdorong oleh rasa malu dan saya ingat betapa saya terkadang galak kepadanya maka bertanyalah saya kepada Wawa " Kok Ibu yang suka marah-marah engga Mbak Wawa tulis di puisi ...?" Jawaban Wawa yang singkat padat penuh makna sekaligus bikin Ibunya hhhaaa legaaa.." Memang Ibu baek..kalo Ibu suka marah-marah itu kan karena Wawa yang salah.."

Alhamdulillaah...
Dan mudah-mudahan Mbak Wawa bisa mengingat kenangan yang baik saja tentang ibunya, dan kerasnya saya mendidiknya semua karena saya ingin dia menjadi anak yang kuat tidak mudah kecewa dan tidak mudah berputus asa..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar