19 Juli 2009

Bahwa seharusnya Ibu lebih istimewa bagi si Adek....

Alhamdulillah akhirnya bisa menyelakan waktu buat bagi-bagi cerita nih..
Betul-betul harus pintar memilih situasi yang bener-bener aman untuk bisa menulis, pernah salah satu temen bertanya, “Kok kalo nulis sukanya malam-malam, apa ngga di ganggu sama ayahnya anak-anak..?”. Ha..ha.., diganggu sih diganggu tapi kan ngga tiap malam. Lagian kalo ayahnya kan bisalah diajak kompromi. he..he..…(sensorr …huss!!! Dilarang mikir ngeres ya..).

Justru memang malamlah waktu yang paling aman bagi saya disaat anak-anak sudah bobo dengan nyenyaknya, terutama si kecil Adek. Habis si Adek ini nih yang seakan-akan tidak rela jika ibunya berlama-lama didepan layar komputer. Jangan coba-coba bisa dengan tenang duduk di depan layar komputer di siang hari atau malam hari ketika dia belum tertidur karena selalu ada saja iklan dari si Adek ini. Minta di pangku lah, mau main game lah, meski saya berusaha mengalihkan dia dengan berbagai kesibukan tetap saja ada alasannya. Lucunya jika dialihkan dengan menyetel film favoritnya di TV, belum lama nonton sendirian si Adek akan kembali mendekat dan bilang, “Ayo Mama... nonton syama Adek.. fiyemnya bagus tuh…”. Ha..ha.. pinter merayu ibunya juga si Adek. Ketika saya jawab, “Nanti ya dek.. Ibu nanggung nih..”, dia akan menjauh dan kembali asyik nonton. Tapi itupun tidak akan berlangsung lama karena dia lagi-lagi akan balik lagi mendekat merayu ibunya untuk menemaninya nonton. Pun ketika dialihkan untuk menulis atau menggambar maka Adek ada lagi cara untuk merayu ibunya. Katanya, “Ayo Mama…., Mama kan jadi bu guyuunyaa…”. Ha..ha..tapi terkadang inipun bisa saya tolak dengan alasan, “Nanti ya Dek..bentaaar lagi ..”. Atau jika di alihkan main masak-masakan maka dia akan sibuk mengantarkan ibunya dengan piring yang diisi aneka macam mainan kecil-kecil lainnya yang menurut imajinasi dia itu bisa menjadi bakso.. bisa es krim.. bisa juga sop.. dan lain-lainnya disertai ucapan, “Ini Mama... buat Mama..di maem ya..enak ndak..?”. Kalau saya jawab enak maka dia akan lebih semangat dan repot lagi sehingga bisa berpiring-piring makanan versi-nya Adek yang diantar kembali ke ibunya. Ha..ha..(kok jadi ketawa terus ya…) tuh bisa bayangin kan gimana bisa asyik dan tenang di depan komputer atau fesbukan kalau diselingi berbagai pariwara ala si Adek. Dan yang yang terakhir jurus pamungkas dari Adek dan saya pasti tidak bisa menolaknya kalau adek sudah berkata, “Mama syudah etik-etiknya Ma….” (selesai ngetiknya, maksudnya).

Ketika giliran si Ayah yang berada di depan komputer, pernah terlontar kata protes dan bujukan saya untuk si Adek, “Ayo!! Adek, ganggu Ayah tuh..!!! Ha ..ha..dasar ibunya iri sih dan selalu terpikir kenapa kalo ayahnya yang di depan komputer tidak diganggu sedikitpun oleh Adek..? Kadang kan jadi iri juga lihat ayahnya yang asyik senyum-senyum sendiri melihat status dan berbagai komen dari teman-temannya. Jadi mau berlama-lama fesbukan juga ayah ngga bakalan kena iklan dari Adek he..he..
Tapi lalu Ayah mengingatkan saya. “Lo..kenapa Ibu harus iri..? Justru Ayah yang harusnya iri karena berarti Ibu itu lebih istimewa bagi Adek. Jadi Adek ngga rela kalo Ibu lama-lama di depan komputer atau fesbukan”.

Istimewa..??? Apa bener ya… Ah, yang namanya anak kerap kali tidak mau jika ibunya mengalihkan perhatian terlalu lama selain untuk mereka. Saya tidak faham banyak tentang ilmu psikologi anak-anak. Pun saya seorang ibu biasa yang berpikir, sudah seharian dia bermain bersama ibunya kan pinginnya ketika ayahnya pulang mbok ayahnya yang diganggu dan dibikin repot… (he..he..jahat banget ya keinginannya).
Alhamdulillah, itu hanya pikiran-pikiran jelek saya sesaat. Kayaknya rugi kalo harus dipelihara terus perasaan seperti itu. Didalam hati ini telah saya tanamkan, seperti apa yang ayahnya anak-anak katakan, bahwa saya seharusnya lebih istimewa bagi Adek dibanding ayahnya (karena sebaliknya ada anak yang menjadikannya ayahnya lebih istimewa dibandingkan ibunya, atau malah ada sebagian anak yang membuat iri hati ibu dan ayahnya sendiri karena lebih mengistimewakan neneknya kakeknya atau bahkan pengasuhnya). Jadi kenapa saya harus merasa iri pada ayah dan merasa terganggu dengan berbagai iklan-iklan si Adek. Toh sebenernya itu cara Adek mencari perhatian yang lebih dari ibunya dan kelak masa seperti ini tidak akan terulang lagi.

Disebutkan bahwa seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW, "Ya Rasulullah, siapa yang paling berhak memperoleh pelayanan dan persahabatanku?" Nabi Saw menjawab, "ibumu...ibumu...ibumu, kemudian ayahmu dan kemudian yang lebih dekat kepadamu dan yang lebih dekat kepadamu." (Mutafaq'alaih).

Karenanya, semua kembali harus saya syukuri sebagai karunia terindah dariNya dan seni didalam kehidupan sebagai seorang ibu yang akan selalu saya nikmati....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar