26 Juli 2009

Naga yang Mengamuk. 1 ....(karya Aufa)


Suatu hari orang- orang ribut di Kerajaan Sebrang. Ratu yang sangat baik hati itu melahirkan seekor naga. Naga itu dinamakan Pangeran Naga Sari.
Ketika pangeran sudah kanak-kanak ia disuruh ratu untuk keluar istana mencari pengalaman. Ratu menyuruh beberapa prngawal untuk menemaninya. ketika pangeran keluar dari istana, pangeran dihina-hina, dicaci maki dan di olok-olok. Pangeran sangat sedih, lalu ia menyuruh pengawalnya membawa ia pulang ke istana.
Malam itu pangeran sudah merencanakan untuk keluardari istana
ia langsung terbang dengan sayap kecil bawarna merah. Pangeran berhenti
di hutan. Ia bersembunyi di dalam gua yang gelap. Ia bertapa agar ia bisa menjadi manusia.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun. 20 tahun tak terasa. Berita pangeran hilang masih ada. Berita bahwa pangeran hilang membuat sang ratu masih berduka. Sang pangeran yang sedang bertapa menjadi sebesar istana didatangi dewi yang cantik jelita. Ia terbawa oleh doa pertapaan pangeran. Pangeran terkejut sekali
dewi itu bertanya pada pangeran, “mengapa engkau bertapa?”. Pangeran pun menjawab, “Karena aku ingin menjadi manusia”. Dewi itu bertanya lagi pada pangeran, “Mengapa engkau ingin menjadi manusia ?” Pangeran pun menjawab, “Karena aku bosan mendengar olok-olokan rakyatku”. “Baiklah aku akan mengabulkan keinginanmu“, jawab Dewi. Pangeran sangat senag mendengarnya. Tapi Dewi melanjut kan perkataanya, ”Tapi jika kamu marah maka kamu akan jadi naga lagi“. Pangeran pun setuju. Dewi itu mengucapkan mantra. Seketika ia menjadi manusia . Pangeran bersorak kegirangan.
Ketika Pangeran telah menjadi manusia, Pangeran pergi ke kota untuk bekerja. Pangeran menjadi tukang roti. Ia menjadi saudagar yang kaya raya tetapi tidak sombong.
Suatu hari pangeran berburu di hutan. Ketika itu ada seorang perempuan cantik yang dikejar –kejer oleh pasukan tetangga. Pangeran bertanya pada gadis itu, “Siapakah gerangan ini?” “Saya adalah putri Ratu Sebrang. Saya bosan hidup di dalam istana. Setelah itu saya kabur dan pergi ke luar istana“. (bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar