25 April 2010

The Power of "Nyapu Latar"...


Di kampungku sana, ada seorang kiyai yang sudah cukup sepuh. Pak kyai itu sekilas tidak kelihatan istimewanya. Dia hidup biasa saja seperi tetangga-tetangga yang lainnya. Setahuku ke"kyai"an nya hanya terlihat saat dia memimpin jemaah sholat di merjid dan mengisi kuliah subuh seminggu sekali. Tak punya santri apalagi pondok pesantren. Pak kyai itu membiayai hidupnya utamanya dari pensiunan di sebagai PNS di departemen agama kabupaten dulu. Tetapi, boleh percaya boleh tidak dia telah empat kali berangkat haji dan beberapa kali berangkat umroh...!!

Lalu suatu ketika seorang tetangga yang lain saat berkesempatan menemui pak Kyai itu dia memberanikan diri bertanya, "Mbah, saya pengen tau, apa doanya biar saya juga bisa cepet dan sering naik haji dan umroh seperti penjenengan...?". Pak kyai itu tersenyum sesaat, lalu menjawab, "Aku itu tidak punya do'a yang aneh-aneh, yang angel-angel. Do'aku ya biasa dan sama seperti yang lainnya...".

Pak Kyai meneruskan, " Aku percaya kalau Gusti Allah berkenan memanggilku berziarah berkali-kali ke Mekkah dan Medinah bukan karena kyai-nya aku, tetapi karena, Insya Allah, sebab aku setiap pagi berusaha agar tidak sampai terlewat untuk meyapu halaman dan jalan di depan rumah sebelum banyak orang-orang melewatinya. Aku menyapunya dengan ikhlas dan cuma ngarep-arep ridhoNya Gusti Allah".
Tetanggaku melongo. "La kok bisa Mbah?", dia bertanya.

Pak kyai senyum lagi, "Loh, menyapu halaman itu pahala dan fadlilahnya gedhe loh... asal ikhlas dan istiqomah. Ketika jalan dan halaman bersih maka itu akan mencerahkan pandangan dan hati orang-orang yang melewatinya. Lalu kita juga bisa menangkal beberapa penyakit yang mengancam karena sampah sudah terawat. Menyenangkan orang lain pahalanya shodaqohnya kan gede. Lalu menjaga lingkungan sehingga limbah dan sampah bagi para tetangga sekitar tak menimbulkan penyakit juga shodaqoh besar loh, dibandingkan dengan biaya yang harus keluar berobat. Makanya karena setiap hari bisa menabung shodaqoh itulah maka Gusti Allah menolong rejekiku. Sehingga ada saja jalan buatku bisa pergi berhaji dan berumroh berkali-kali". Tetanggaku itu diam tak bereaksi karena masih tak bisa menangkap sepenuhnya penjelasan pak Kyai. Tapi akhirnya dia manggut-manggut saja mengamini.

Memang baru aku sadari kemudian kalau setiap pagi sebelum matahari terbit, pak Kyai selalu menyempatkan diri mengambil sapu lidi dan serok sampah di belakang rumahnya, lalu dia akan menyapu halaman rumahnya, depan halaman tetangganya, jalan di depan rumahnya bahkan jika malam hari atau hari sebelumnya ada panggung pertunjukan di lapangan samping rumhanya, maka pak Kyai pun tanpa diminta memunguti sampah-sampah yg berserakan di lapangan itu hingga bersih dan tak tersisa. Semua itu dilakoninya meski tak pernah para tetangga berterima kasih kepadanya akan hal itu.

Aku menangkap penjelasan pak Kyai tadi dan menerjemahkanya ke dalam suatu istilah (yg ikut-ikutan istilah trend lainnya) sebagai "The Power of Nyapu Latar". Menyapu halaman apalagi ditambah dengan jalan di depan rumah kita sangat bisa menjadi ladang amal kebaikan karena jalan dan halaman bersih membuat pikiran dan jiwa lebih brighter sehingga orang akan menjadi lebih bersemangat lalu menciptakan kebaikan-kebaikan lainnya.

Selain itu tentu saja banyak kemanfaatan di sisi kesehatan di jaman musim demam berdarah gini. Bisa dibayangkan seandainya sampah menumpuk menjadi sarang nyamuk lalu menyebarkan penyakit seperti demam berdarah, barapa banyak orang-orang sekampung lainnya akan mengeluarkan banyak ongkos pengobatan yang seharusnya bisa untuk menjadi modal timbulnya kebaikan-kebaikan lainnya juga. Maka boleh diistilahkan bahwa menyapu halaman memiliki multiplier effect yang sangat besar. Syaratnya juga sebenarnya mudah, yaitu ikhlas karena Gusti Allah dan istiqomah, konsisten meski tidak dipedulikan tetangga-tetangga sekitar. Urusan balasan dan pahala biar menjadi urusan Allah. Dan yakinlah bahwa itu pasti akan dibalas seketika dan tak terhitung banyaknya.

Kisah pak Kyai itulah yang menjadi motivasi buatku untuk juga bertekad melakukan hal yang sama secara ikhlas dan istiqomah meski dengan skala yg jauh lebih kecil. Beberapa tetanggaku ada yang mengucapkan terima kasih ketika jalan depan rumahnya ikut kusapu, tetapi lebih banyak yang tidak berkomentar sama sekali. Ah,tapi bukan itu tujuanku. Bagiku tujuannya ya buatku sendiri. Setidak-tidaknya agar ketika aku melewatinya, aku akan merasa lebih segar dan bersemangat..(ciee..!!). Urusan pahala dan balasan, meneketehe...itu mah udah aku serahkan ke Gusti Allah saja....

Itulah "The Power of Nyapu Latar". Jadi, jangan pernah remehkan setiap amal kebaikan, meski hanya seenteng menyapu halaman....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar